Bila Jalan lurus
Pandangi kedepan aspal halus
Tak bercela terurus
Damai hati nan tulus
Separuh sepasang mata berjalan
Tertunduk melepas alas dalam terjal
Menahan sakit kerikil tajam
Perih hati dipermainkan
Hati-hati bawa hati
Irama detaknya selaras api
Berkobar dalam benak yang sepi
percikannya merusak dawai mimpi
Jangan main hati
Panah syetan akan memburu dengki
Menancap mendongak awan berlukis peti
Alang-alang ditanah melambai menanti
Luka tak berdarah itu
Tersembunyi kepedihan yang dalam
Lempar dengan batu dzikir
hatimu takkan terkilir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar