Karang kenangan disudut pusaran air
sungai nil isyarat cinta negri
tak mampu berdiri dengan hasrat angin yang berdesir
terhalang debu terhempas dan terusir
Dinding pesona menembus kegalauan
meraba rasa menepis duka bertautan
bumi mengecam resah sangka syetan
menyeret jiwa tak terasah yang rentan
Tertatih berjalan diatas kerikil api
kaki meregang luka dalam terapi
tak usai mengharu biru ditepi
beranda bisu teriring sepi
duduk tersungkur disajadah kusam
berteman takbir dan dzikir
menatap malam dan bintang
suara terbesit menusuk jiwa
Itu sapa bintang dengan malam
dititik terang angan yang kelam
menggantung beribu pertanyaan
Kenapa aku menangis?
lampu pijar diujung menarapun
tak mampu menjawab dibibir terangnya
sampai kapan aku menangis?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar